Skripsi
KONSEP ISTIDRAJ DALAM AL-QUR’AN (Studi Komparatif Penafsiran Al-Imam Al-Qurtubi Dan Shaikh Wahbah Al-Zuhaily)
XML JSON
ABSTRAK
Pajar Amirul Mu’ti, 2023. Konsep Istidra>j Dalam Al-Qur’an (Studi
Komparatif Penafsiran Al-Ima>m Al-Qurt{ubi> Dan
Shaikh Wahbah Al-Zuhaily>)
Pembimbing : Ust. Fauzi Fathur Rosi, S.Ud., M.Ag.
Kata Kunci : Istidra>j, Al-Qur’an, Komparatif
Sifat bahagia merupakan salah satu sikap alamiah manusia saat
mendapatkan banyak kenikmatan dari Allah SWT, seperti kesehatan dan rezeki.
Namun, tidak banyak dari manusia yang benar dalam menyikapi nikmat tersebut,
kenikmatan yang tidak disikapi dengan baik di istilahkan dengan istidra>j . Istidra>j,
merupakan hukuman yang diberikan Allah SWT kepada pelaku maksiat dalam
bentuk kenikmatan duniawi yang seolah indah namun menyebabkan kelalaian di
dunia secara nyata. Maka, perlu adanya kesadaran terhadap istidra>j sebagai tanda
kehati-hatian agar terhindar dari perbuatan maksiat.
Fenomena istidra>j dalam penelitian ini mengeksplorasi konsep hal
tersebut dalam al-Qur’an melalui perspektif dua mufasir, yakni al-Ima>m alQurt}ubi> dan Wahbah al-Zuhaily> dalam menjawab 2 fokus yaitu : 1. Bagaimana
penafsiran istidra>j dalam al-Qur’an menurut al-Ima>m al-Qurt}ubi> dan Wahbah alZuhaily> 2. Bagaimana letak persamaan dan perbedaan al-Ima>m al-Qurt}ubi> dan
Wahbah al-Zuhaily> tentang istidra>j. Untuk memahami konsep fenomena istidra>j,
penelitian ini menerapkan metode kualitatif studi pustaka dengan pendekatan studi
komparatif. Dalam pendekatan ini, peneliti membandingkan penafsiran al-Ima>m
al-Qurt}ubi> melalui tafsir “Al-Ja>mi’ li al-Ahka>m al-Qur’a>n” dengan penafsiran
Wahbah al-Zuhaily> melalui tafsir “Al-Tafsi>r al-Muni>r”. Peneliti mengkaji datadata penafsiran dari kedua mufasir tersebut yang terkait dengan konsep istidra>j.
Pendekatan komparatif digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
mendalam dan melihat perbedaan serta persamaan dalam pandangan keduanya
terhadap istidra>j.
Adapun hasil penelitian ini, al-Qurt}ubi> melihat istidra>j sebagai proses
hukuman bertahap bagi yang mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Wahbah alZuhaily> melihatnya sebagai pemberian nikmat atau kesuksesan. Kedua mufasir
sepakat bahwa istidra>j melibatkan pemberian kenikmatan sebagai ujian Allah.
Perbedaan penafsiran terletak pada konteks objek istidra>j. al-Zuhaily> menitik
beratkan penafsiran beliau pada ujian terhadap seorang hamba, adapun al-Qurt}ubi>
menekankan penafsiran istidra>j pada penarikan perlahan sebagai hukuman.
Detail Information
Item Type |
SKRIPSI
|
---|---|
Penulis |
PAJAR AMIRUL MU’TI - Personal Name
|
Student ID |
20190006034
|
Dosen Pembimbing |
Fauzi Fathur Rozi, S.Ud, M.ag - - Dosen Pembimbing 1
|
Penguji |
Dr. Mohammad Fattah, M.A - - Ketua Penguji
|
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement |
PRODI Ilmu Al-qur an dan Tafsir
|
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Perpustakaan UNIA Prenduan : Sumenep., 2024 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
SKR.2024
|
Copyright |
UNIVERSITAS AL-AMIEN PRENDUAN
|
Doi |