MUBĀHALAH DALAM AL-QUR‟AN (Tela„ah Q.S Ali Imran Ayat 61 Perspektif Wahbah Al-Zuḥaylī Dalam Tafsīr Al-Munīr)

Detail Cantuman

Skripsi

MUBĀHALAH DALAM AL-QUR‟AN (Tela„ah Q.S Ali Imran Ayat 61 Perspektif Wahbah Al-Zuḥaylī Dalam Tafsīr Al-Munīr)

XML JSON

ABSTRAK
Nasrin, 2023 : MUBĀHALAH DALAM AL-QUR’AN (Tela’ah Q.S Ali Imran
Ayat 61 Perspektif Wahbah Al-Zuḥaylī Dalam Tafsīr Al-Munīr)
Pembimbing : Ust. Moh. Jufriyadi Sholeh, Lc., M.Th.I
Kata Kunci : Mubāhalah, Sumpah, Wahbah Al-Zuḥaylī
Bersumpah merupakan praktik yang sudah lama dikenal dalam masyarakat
Arab sejak zaman dahulu. Pada masa itu, sumpah telah menjadi hal yang umum
dalam kehidupan mereka, dijadikan sebagai sarana penguat atau penegasan saat
mereka berbicara tentang kebenaran atau suatu hal. Ada Suatu yang bernama
Kaum Nasrani dari Najran menolak ajaran Nabi Muhammad SAW yang
menyatakan bahwa Nabi Isa AS adalah seorang hamba. Meskipun Nabi
Muhammad SAW telah memberikan bukti dan dalil untuk menjelaskan hal ini,
mereka tetap menolak kebenaran tersebut. Maka turunlah firman Allah dalam
surah Ali Imran ayat 61. Allah SWT menurunkan ayat ini kepada Rasulullah
SAW, untuk melakukan mubāhalah sebagai cara untuk membantah pernyataan
yang dikemukakan oleh kaum Nasrani Najran.
Dengan Konteks penelitian di atas, setidaknya akan membahas dua fokus p
yaitu pertama, bagaimana penafsiran QS.Ali-Imran ayat 61 tentang mubāhalah
dalam Al-Qur‘an menurut Wahbah Al-Zuḥaylī kedua, bagaimana relevansi
mubāhalah terhadap kehidupan modern menurut Wahbah Al-Zuḥaylī.
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(Library Research) yang dimana penggunaan penelitian pustaka ini mencari bahan
kajiannya pada tafsīr Al-Munīr dan menggunakan metode analisis-deskripsi.
Kesimpulan dari penelitian ini ditemukan bahwa Pertama, Ayat QS. AlImran ayat 61 menjadi dasar utama untuk pelaksanaan mubāhalah sebagai cara
membuktikan kebenaran. Wahbah Al-Zuḥaylī mengatakan bahwa dalam
bermubāhalah harsu membawa orang terdekat dan adanya ilmu pengetahuan dan
mubāhalah dihubungkan dengan bukti keteguhan iman dan keyakinan pada
Tauhid. Kedua, mubāhalah tidak secara spesifik dibahas dalam literatur fiqih dan
hukum Islam, namun relevansinya dapat ditemukan dalam konsep sumpah dan
sumpah laknat. Sumpah digunakan sebagai metode pembuktian dalam
persidangan. mubāhalah di era modern perlu memperhatikan syarat dan ketentuan
yang berlaku dalam undang-undang suatu negara. Meskipun tidak sepopuler di
masa lalu, konsep mubāhalah masih memiliki relevansi dalam penyelesaian
konflik di tengah masyarakat modern.


Detail Information

Item Type
SKRIPSI
Penulis
Nasrin - Personal Name
Student ID
20200006041
Dosen Pembimbing
Penguji
Abdul Muiz, Lc., M.Th.I - - Ketua Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edisi
Published
Departement
PRODI Ilmu Al-qur an dan Tafsir
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit Perpustakaan UNIA Prenduan : Sumenep.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
SKR.2024
Copyright
UNIVERSITAS AL-AMIEN PRENDUAN
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail