Skripsi
KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM Al-QUR’AN (Studi Komparatif Tafsir Al-Mizan karya Muhammad Husain Tabatabai dan Tafsir Tahrir Wa Al-Tanwir karya Muhammad al- Tahir Ibn ‘A
XML JSON
ABSTRAK
Ine Sintia. 2023. KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM Al-QUR’AN
(Studi Komparatif Tafsir Al-Mi>za>n karya Muhammad
Husain T{abat}abai dan Tafsir Tah}ri>r Wa Al-Tanwi>r karya
Muhammad al-Tahir Ibn ‘A
Kata Kunci : Kepemimpinan, Perempuan, Tafsir Al-Qur’an
Peran kepemimpinan perempuan dalam Islam, baik di organisasi maupun
di Negara, telah menjadi kontroversi. Meskipun perkembangan teknologi dan pola
pikir telah mengubah pandangan tentang peran gender, beberapa masih
berpendapat bahwa tugas perempuan terbatas pada peran domestik di rumah.
Perbedaan tafsir ayat-ayat tertentu dalam al-Qur'an, terutama QS al-Nisa ayat 34
dan QS al-Naml ayat 23, menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi
pandangan masyarakat. Untuk itu, penelitian ini fokus pada kepemimpinan
perempuan dengan menyoroti dua mufassir yaitu Muhammad Husain T{abat}abai
dan Muhammad Tahir Ibnu 'Asyur dengan memunculkan rumusan masalah yaitu:
Bagaimana penafsiran kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur’an menurut
Muhammad Husain T{abat}abai dan Muhammad Tahir Ibn ‘Ashur? dan Bagaimana
letak persamaan dan perbedaan kepemimpinan perempuan dalam al-Qur’an
menurut Muhammad Husain T{abat}abai dan Muhammad Tahir Ibn ‘Ashur?
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan
pendekatan deskriptif analisis. Data diperoleh dari sumber primer seperti Tafsir alMizan dan Tafsir Tahrir Wa Tanwir, serta sumber sekunder berupa buku, kitab,
dan jurnal yang relevan dengan judul penelitian.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah, Pertama, Adapun penafsiran
kepemimpinan perempuan dalam Al-Qur’an menurut Muhammad Husain
Tabatabai adalah beliau melihat perempuan sebagai individu lemah lembut dan
penuh kasih sayang, sehingga dianggap kurang mampu dalam memimpin.
Sedangkan Muhammad Tahir Ibn 'Ashur berpendapat bahwa perempuan memiliki
hak untuk dilindungi, dijaga, dan diberi nafkah oleh laki-laki. Ini mencerminkan
pandangan inklusif terhadap peran perempuan, termasuk dalam kepemimpinan.
Kedua, Adapun letak persamaan dan perbedaan kepemimpinan perempuan dalam
al-Qur’an menurut Muhammad Husain T{abat}abai dan Muhammad Tahir Ibn
‘Ashur adalah mengenai kriteria pemimpin, yaitu pemimpin harus memiliki
kualitas seperti keteguhan, tekad, kekuasaan, dan tanggung jawab terhadap yang
dipimpin. Keduanya juga setuju bahwa pemimpin seharusnya berperan sebagai
pelindung, pengayom, dan penyokong. Sedangkan perbedaan diantara keduanya
adalah Tabatabai menolak kepemimpinan perempuan dengan alasan karakter
perempuan yang dianggap lemah dan terlalu terorientasi pada perasaan. Di sisi
lain, Ibnu Asyur membolehkan kepemimpinan perempuan dan menafsirkan ayat
secara umum, mengisyaratkan bahwa laki-laki dan perempuan bisa menduduki
posisi kepemimpinan.
Detail Information
Item Type |
SKRIPSI
|
---|---|
Penulis |
INE SINTIA - Personal Name
|
Student ID |
20200006021
|
Dosen Pembimbing |
Dr. Ihwan Amalih, S.Ud., M.Fil.I - - Dosen Pembimbing 1
|
Penguji |
Moh. Jufriyadi Sholeh, Lc., M.Th.I - - Ketua Penguji
|
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edisi |
Published
|
Departement |
PRODI Ilmu Al-qur an dan Tafsir
|
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | Perpustakaan UNIA Prenduan : Sumenep., 2024 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
SKR.2024
|
Copyright |
UNIVERSITAS AL-AMIEN PRENDUAN
|
Doi |